Riuh ramai aktifitas Mahasiswa dimulai dari lingkungan akademik tak jarang menghadapi kendala pendanaan untuk mengembangkan aktifitasnya. Entah karena belitan ekonomi yang ikut membentuk pola ketergantungan atas ada tidaknya dana atau memang Ideologic-Approach salah kaprah. Tetapi tidak demikian dengan teater mahasiswa, dengan memukul rata semua teater mahasiswa, mereka berproses dengan berdiri di kaki sendiri. Sejak proses persiapan sampai saat pentas property dipersiapkan dengan berbagai macam cara yang salah satunya adalah memulung sampah.
Dengan cara berpakaian yang sama sekali tidak modis, parahnya berkesan sampah, mereka berprilaku tangguh lebih dari pada orang biasa. Hanya dengan memulung sampah-sampah pesta, kegiatan mereka tidak memiliki kendala berarti seputar pendanaan. Dengan memulung sampah pesta mereka belajar nerimo (Iklas) siap nerima keadaan apapun dan menghilangkan penyakit hati seperti sombong, egois, merendahkan orang lain. Padahal tidak jarang diantara mereka bernasab si Kaya, yang tinggal bilang A akan segera terkabul.
Pertimbangan pertama, dengan memulung sampah bisa turut serta menjaga kebersihan lingkungan. Bukankah lingkungan bersih berpengaruh pada pengembangan potensi masyarakat dan juga dapat mengurangi resiko banjir? Kedua dengan memulung sampah bisa menambah perbendaharaan saku hasil dari kantong-kantong jual beli rongsokan yang tersebar hampir di setiap Kota. Ketiga, memulung sampah mampu menghilangkan sifat-sifat egoisme, sombong dan merendahkan orang lain.
Alangkah potensilanya Berdikari (Berdiri di Kaki Sendiri) ala teater mahasiswa apabila massif menjadi pola gerakan masyarakat untuk mengentaskan ketergantungan pada pemerintah. Salah apabila sedikit masalah selalu di larikan ke atas, padahal tidak melulu kesalahan ada di atas. Tetapi bukan berarti pemerintah berleha-leha duduk di tampuk kekuasaan. Pemerintah harus lebih pro-aktif dalam memproteksi rakyat dari intervensi modal asing dan anak pianaknya.
Andai dengan sampah saja manusia Indonesia yang dikenal paling konsumtif bisa hidup, kenapa tidak mulai esok canangkan gerakan memulung sampah. Melalui momen 100 tahun kebangkitan Nasional, dari hal terkecil, setiap anak bangsa bisa ambil peran. Sekecil apapun peran itu, pasti akan menuai hasil di sekala yang lebih besar.
1 komentar:
setuju. kalau maju, jangan pernah manja. dengan menerima segala fasilitas dengan tangan terbuka. ayo kita mulai mewujudkan cita-cita engan kemampuan dan perjuangan sendiri.
Posting Komentar