Sedekah Itu Dahsyat

Ini adalah pengalaman yang sering dialami oleh orang-orang yang yakin pada Tuhan. Pelajaran iklas dan tawakal ada disini. Sedekah, ya itu adalah sedekah. Sedekah untuk mengukur keiklasan kita dan sedekah untuk memupuk keyakinan hanya pada Allah Swt.

Sumbernya tertera dalam
sebuah terjemahan Alquran > Surah Al Baqarah> Ayat 245 :Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.

Ayat di atas sering sekali diulang-ulang untuk diajarkan dibeberapa siaran on air ataupun off air Ustad Yusuf Mansur. Saya yakin betul dengan hal ini. Sumber jelas dan sedikit banyak mengalami hal ini. 

Prosentase 1 dilipatkan 10. Begitu beliau menggambarkannya. 

Kemudian suatu ketika saya praktekkan, ketika itu saya hendak melaksanakan hajat melamar anak orang. Uang dikantong tinggal 300 rb, setelah mendengar penjelasan Surah al-baqoroh itu saya
meyakinkan diri bahwa itu benar. Faktanya memang benar, pagi saya iklaskan 50rb, sebelum brangkat melamar saya sudah punya tambahan 500rb yang tidak disangka-sangka.Investasi luar biasa bukan?

Namun ada pertanyaan menggelitik, kenapa saat ini dan mungkin bahkan banyak sahabat yang mengharapkan 10 kali lipat. Padahal bukanlah perkara mustahil apabila Tuhan memberi lebih sampai tidak disangka oleh makluknya. Coba kita renungkan bersama. Jika sepuluh kali lipat maka sudah terhitung berapa  yang akan kita dapat. Sedangkan yang tidak terbatas, bukan hanya harta yang akan dicukupi oleh Tuhan. Kesehatan jasmani pribadi, istri, anak, orang tua, saudara-saudara dan guru-guru kita bukankah ini adalah rizki yang membuat kita tenang. Ayo kembali merenungkan segala hal. Kalaupun bingung karena kebanyakan mikir, praktek aja. Klo masih bingung juga praktek aja. Nah kalau ragu dengan sumber amalan ini, tanyakan pada ulama(orang ahli agama) jangan sekali-kali bertanya pada sumber yang tidak memiliki sambung sanad dengan ulama-ulama.